Minggu, Desember 20, 2009

Penambal Gigi Berbahan Merkuri Masih Aman

Masyarakat AS mulai ketakutan terhadap bahan penambal gigi yang mengandung merkuri. Namun Badan pengawas obat dan makanan Amerika (FDA) Amerika Serikat mengumumkan penambal gigi berwarna perak yang mengandung merkuri aman untuk pasien.Namun FDA tetap menyarankan masyarakat untuk sangat hati-hati dalam penggunaannya. Masyarakat AS takut penambal gigi berbahan merkuri bisa merusak otak dan ginjal."Sedangkan unsur merkuri telah dihubungkan dengan efek kesehatan jika dalam kadar yang tinggi, kadar yang ada pada campuran logam untuk menambal tidak cukup tinggi untuk menimbulkan bahaya pada pasien," ujar FDA yang mengklaim berdasarkan 200 penelitian ilmiah yang dikutip dari Reuters. Jutaan orang di Amerika telah melakukan penolakan terhadap kebijakan yang dikeluarkan oleh FDA tersebut, namun FDA tetap tidak merubahnya. Penambal gigi adalah kombinasi anatara logam dengan merkuri, yang pada tingkat tertentu bisa dihubungkan dengan kerusakan otak dan ginjal.Pada tahun 2006, beberapa organisasi telah meminta FDA untuk menarik penambal gigi yang mengandung merkuri dari pasaran. Tapi setahun yang lalu FDA mengatakan masyarakat tidak perlu khawatir dengan bahayanya tapi dibutuhkan informasi yang lebih banyak lagi.Merkuri baik yang terdapat dalam pengobatan gigi, vaksin, ikan atau produk lainnya telah menimbulkan banyak kontroversi. beberapa konsumen menganggap kandungan yang terdapat pada penambal gigi bisa memicu masalah kesehatan seperti multiple sklerosis dan penyakit Alzheimer.Bagian yang dipermasalahkan adalah tentang paparan tinggi logam berat yang menimbulkan pertanyaan apa yang akan terjadi jika terkena paparan tingkat rendah sepanjang hidup.Tapi Susan Runner, yang merupakan anggota FDA mengatakan bahwa tidak ada hubungan sebab akibat antara campuran logam penambal gigi dengan masalah kesehatan. Selama lebih dari 20 tahun FDA hanya menerima 141 laporan dari pasien yang memiliki masalah dengan penambalan gigi.Sementara itu pilihan alternatif lain untuk penambalan gigi adalah produk yang mengandung semen kaca dan porselain yang bisa sebaik logam seperti emas, tapi harganya lebih mahal dan masih diragukan tahan lamanya.

Ponsel Timbulkan Keracunan Merkuri

Semakin panjang daftar bahaya ponsel terhadap kesehatan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Shiraz University of Medical Sciences Iran, ponsel bisa memicu pelepasan merkuri dari gigi dan menimbulkan keracunan.
Penelitian ini mendapati, radiasi MRI dan microwave dari ponsel secara signifikan meningkatkan pelepasan merkuri dari gigi. Meskipun jumlah merkuri yang dilepaskan dari gigi tidak cukup mengakibatkan keracunan pada manusia, keracunan akibat terpapar mercury (Hg) masih menjadi perdebatan di sejumlah negara.
Belum ada bukti, lepasnya mercuri dari gigi dapat menyebabkan masalah kesehatan pada sejumlah besar populasi. Namun efeknya pada beberapa kelompok populasi termasuk wanita hamil, anak kecil, orang lanjut usia serta orang yang tidak tahan terhadap merkuri tidak benar-benar aman.
Kurangnya radiasi ionisasi dan rendahnya energi yang digunakan menjadikan persepsi publik, ponsel aman digunakan. Padahal ponsel seperti gelombang RF, medan listrik statis, medan listrik gradien, secara biologis mempengaruhi manusia dan mungkin menimbulkan masalah pada beberapa orang.
Penggunaan ponsel terbukti secara signifikan menambah jumlah merkuri yang keluar dari urine setelah menggunakan ponsel. Hasil ini sejalan dengan penemuan terlepasnya merkuri dari gigi bagi pekerja yang melakukan pengelasan di bawah laut.

BAHAYA MERKURI DAN PENANGANANNYA....

Sebagian besar sungai di Kalimantan Selatan (Kalsel), baik yang besar maupun yang kecil, terutama di tiga kabupaten/kota, yakni Tanah Laut, Kota Baru, dan Banjar, kini tercemar air raksa. Cemaran ini akibat kegiatan para penambang emas, baik oleh perorangan maupun perusahaan, yang diduga ilegal. Yang juga memprihatinkan, konsumen bisa dengan mudah membeli air raksa. Bahkan, dalam beberapa jam saja empat sampai lima ton air raksa habis diborong konsumen.
Tulisan singkat ini memaparkan air raksa bahaya-bahayanya dan batas-batas standar yang ditetapkan oleh badan-badan kesehatan dan lingkungan dunia atau Amerika. Apakah raksa itu? Air raksa adalah logam yang ada secara alami, satu-satunya logam yang pada suhu kamar berwujud cair. Logam murninya berwarna keperakan, cairan tak berbau, mengkilap. Bila dipanaskan sampai suhu 357 oC air raksa akan menguap. Selain untuk kegiatan penambangan emas, logam merkuri digunakan dalam produksi gas khlor dan soda kaustik, termometer, tambal gigi, dan baterai.
Air raksa, sering disebut merkuri, dapat berada dalam berbagai senyawa. Bila bergabung dengan khlor, belerang atau oksigen merkuri akan membentuk garam yang biasanya berwujud padatan putih. Garam merkuri sering digunakan dalam krim pemutih dan krim antiseptik. Merkuri anorganik (logam dan garam merkuri) terdapat di udara dari deposit mineral, dan dari area industri. Merkuri yang ada di air dan tanah terutama berasal dari deposit alam, buangan limbah, dan aktivitas volkanik.
Merkuri dapat pula bersenyawa dengan karbon membentuk senyawa organo merkuri. Senyawa organomerkuri yang paling umum adalah metil merkuri, yang terutama dihasilkan oleh mikroorganisme (bakteri) di air dan tanah. Karena bakteri itu kemudian terikut (termakan) oleh ikan, maka di ikan cenderung konsentrasi merkurinya akan tinggi. Nah, dari buangan di sungai Kalimantan ini dapat saja dalam waktu beberapa tahun kemudian akan terakumulasi di ikan, kemudian dampaknya akan ada pada generasi berikutnya. Ingat kasus Minamata di Jepang.
Bagaimana orang dapat terkontaminasi merkuri? Ada beberapa cara: memakan ikan atau hewan air lainnya yang telah terkontaminasi metilmerkuri; terkontaminasi karena lepasnya merkuri dari penambal gigi (banyak pihak mengganggap kasus yang sangat jarang), menghirup udara yang mengandung merkuri dari tumpahan, atau limbah industri (orang-orang pekerja tambang pada kasus ini).
Efek merkuri pada kesehatan terutama berkaitan dengan sistem syaraf, yang sangat sensitif pada semua bentuk merkuri. Metilmerkuri dan uap merkuri logam lebih berbahaya dari bentuk-bentuk merkuri yang lain, sebab merkuri dalam kedua bentuk tersebut dapat lebih banyak mencapai otak. Pemaparan kadar tinggi merkuri, baik yang berbentuk logam, garam, maupun metilmerkuri dapat merusak secara permanen otak, ginjal, maupun janin.
Pengaruhnya pada fungsi otak dapat mengakibatkan tremor, pengurangan pendengaran atau penglihatan dan pengurangan daya ingat. Pemaparan dalam waktu singkat pada kadar merkuri yang tinggi dapat mengakibatkan kerusakan paru-paru, muntah-muntah, peningkatan tekanan darah atau denyut jantung, kerusakan kulit, dan iritasi mata. Badan lingkungan di Amerika (EPA) menentukan bahwa merkuri klorida dan metilmerkuri adalah bahan karsiogenik.
Anak-anak lebih rentan daripada orang dewasa terhadap merkuri. Merkuri di ibu yang mengandung dapat mengalir ke janin yang sedang dikandungnya dan terakumulasi di sana. Juga dapat mengalir ke anak lewat susu ibu. Akibatnya, pada anak dapat berupa kerusakan otak, retardasi mental, buta, dan bisu. Bahkan, masalah pada pencernaan dan ginjal juga dapat terjadi.
Oleh karena itu, merkuri harus ditangani dengan hati-hati, dijauhkan dari anak-anak dan wanita yang sedang hamil. Standard yang ditetapkan badan-badan internasional untuk merkuri adalah sebagai berikut: di air minum 2 ppb (2 gr dalam 1.000.000.000 (satu milyar gr air atau kira-kira satu juta liter)). Di makanan laut 1 ppm (1 gram tiap 1 juta gram) atau satu gram dalam 10 ton makanan. Di udara 0,1 mg (miligram) metilmerkuri setiap 1 m3, 0,05 mg/m3 logam merkuri untuk orang-orang yang bekerja 40 jam seminggu (8 jam sehari).
Bisakah dites apakah para pekerja terkontaminasi merkuri? berdasarkan catatan sampel darah dan urin dari sesorang dapat digunakan untuk mengetahui hal ini. Kadang diambil juga sampel rambut untuk diketahui kadar merkurinya pula.
Mudah-mudahan pihak pemerintah daerah di Kalimantan segera turun tangan untuk mencegah bahaya yang lebih besar, yang saya yakin akan terjadi untuk semua lapisan dan akan melibatkan jumlah yang besar.

Kromium (Chromium), Mineral Esensial Penangkal Hipertensi dan Diabetes

Kromium (Chromium), Mineral Esensial Penangkal Hipertensi dan DiabetesKromium termasuk logam mineral yang jumlahnya sedikit, baik dalam makanan maupun pada tubuh manusia, tetapi sangat penting bagi kesehatan. Nutrien ini tergolong essential trace mineral (mineral penting yang dibutuhkan dalam jumlah kecil) karena tidak dapat diproduksi oleh tubuh sehingga harus dipasok dari makanan sehari-hari. Karena sedikitnya kebutuhan kromium ini hingga sering tak diperhitungkan padahal zat ini sangat diperlukan bagi hampir semua jaringan tubuh manusia, termasuk kulit, otak, otot, limpa, ginjal dan testis.Kromium berasal dari bebatuan dalam perut bumi dan hanya tumbuh-tumbuhan yang bisa langsung menyerap mineral dari tanah. Kandungan kromium yang ada dalam tanah di mana tumbuhan tumbuh menentukan kadar zat itu. Cukup konsumsi "makanan hidup" seperti buah-buahan segar dan sayuran dan makanan alami lainnya setiap hari dapat menghindari resiko kekurangan kromium. Tetapi karena banyaknya penggunaan zat-zat kimia dan pengoalahan yang berlebihan menyebabkan jumlah kromium berkurang, sehingga kebutuhan ini perlu dibantu dengan mengkonsumsi suplemennya.Sumber kromium bisa didapatkan dari wholegrains (beras merah, raw oats, kedelai,dsb), buah dan sayuran segar, kentang, ikan laut, jamur reishi atau shiitake, dan kuning telur (jangan berlebihan).Kromium berperan untuk mengendalikan metabolisme insulin dalam tubuh, sehingga faktor pengendali kadar gula darah (glucose tolerance factor / GTF). Dengan adanya kromium ini pemanfaatan insulin tubuh lebih efisien dan keseimbangan kadar gula darah terjaga. Kromium juga membantu proses pencernaan protein dan lemak. Penelitian membuktikan bahwa kromium dapat menurunkan kadar trigliserid dan kelebihan total kolesterol darah, sekaligus memperbaiki rasio LDL (kolesterol 'jahat') dan HDL (kolesterol 'baik').Sejumlah penelitian di Amerika memperlihatkan pemberian suplemen kromium dengan dosis 2 mg per hari dapat menurunkan kadar kolesterol 15 persen. Selain itu juga menunjukkan bahwa kromium dapat memperbaiki kadar kolesterol dalam darah, mengurangi pengapuran (pembentukan plak) dalam pembuluh darah.Suplemen kromium umumnya digunakan dalam terapi penyakit yang berkaitan dengan gangguan penyerapan dan metabolisasi gula darah seperti hipoglikemia (tekanan gula darah terlalu rendah) dan diabetes militus. Bagi pengidap resistensi insulin dapat mencegah resiko penyakit diabetes. Lonjakan gula darah yang tak terkendali diketahui dapat mengurangi produksi seretonin (hormon yang mengendalikan emosi, rasa sakit, pola makan) di otak. Kromium dapat mengatasi sakit kepala dan sejumlah gangguan emosi akibat hipoglikemia.Penyerapan kromium oleh tubuh cenderung lamban, tetapi keluarnya dari tubuh malah sebaliknya, sangat mudah. Karena itu resiko kelebihan atau keracunan jarang terjadi.walaupun belum ada angka resmi kecukupan kromium, tetapi kemampuan tubuh menyerap kromium hanya 2 % sehingga sedikitnya diperlukan 100-200 mcg kromium per hari dari makanan. Anak-anak hanya perlu sedikit dari jumlah tersebut.Kebanyakan suplemen dijual dalam bentuk dosis 200 mcg, berupa kapsul, softgel, tablet atau cairan. Dosis tersebut merupakan dosis maksimalyang cukup aman. Dapat digunakan untuk kesehatan umum atau bagian terapi penurunan berat badan, juga terapi hipoglikemia (tekanan gula darah terlalu rendah).Kromium harus dikonsumsi bersama makanan atau segelas penuh air atau jus buah. Jika dikonsumsi dengan perut kosong dapat mengakibatkan iritasi pada lambung. Kromium lebih mudah diserap dengan suplemen vitamin C atau makanan yang kaya vitamin C. Hindari konsumsi kalsium karbonat atau antacid (obat maag) pada saat yang bersamaan karena dapat menurunkan kualitas penyerapan kromium. Kebanyakan kromium dijual sebagai chromium picolinate atau polynicotinate.Untuk penderita diabetes sebaiknya konsultasi dulu dengan dokter sebelum memutuskan memakai suplemen kromium, karena dapat mengubah kebutuhan akan insulin dan berbagai obat penyakit diabetes lainnya.

Sumber: Majalah HealthToday

Selasa, Oktober 06, 2009

Copper

From Wikipedia, the free encyclopedia
Copper (pronounced) is a
chemical element with the symbol Cu (Latin: cuprum) and atomic number 29. It is a ductile metal with very high thermal and electrical conductivity. Pure copper is rather soft and malleable and a freshly-exposed surface has a pinkish or peachy color. It is used as a thermal conductor, an electrical conductor, a building material, and a constituent of various metal alloys.

copper disc made by continuous casting, etched
Copper metal and alloys have been used for thousands of years. In the Roman era, copper was principally mined on Cyprus, hence the origin of the name of the metal as Cyprium, "metal of Cyprus", later shortened to Cuprum. There may be insufficient reserves to sustain current high rates of copper consumption. Some countries, such as Chile and the United States, still have sizable reserves of the metal which are extracted through large open pit mines.
Copper compounds are known in several oxidation states, usually 2+, where they often impart blue or green colors to natural minerals such as
turquoise and have been used historically widely as pigments. Copper as both metal and pigmented salt, has a significant presence in decorative art. Copper 2+ ions are soluble in water, where they function at low concentration as bacteriostatic substances and fungicides. For this reason, copper metal can be used as an anti-germ surface that can add to the anti-bacterial and antimicrobial features of buildings such as hospitals.[2] In sufficient amounts, copper salts can be poisonous to higher organisms as well. However, despite universal toxicity at high concentrations, the 2+ copper ion at lower concentrations is an essential trace nutrient to all higher plant and animal life. In animals, including humans, it is found widely in tissues, with concentration in liver, muscle, and bone. It functions as a co-factor in various enzymes and in copper-based pigments.

Color

Copper just above its melting point keeps its pink luster color when enough light outshines the orange incandescence color.
Copper has a reddish, orangish, or brownish color because a thin layer of
tarnish (including oxides) gradually forms on its surface when gases (especially oxygen) in the air react with it. But pure copper, when fresh, is actually a pinkish or peachy metal. Copper, caesium and gold are the only three elemental metals with a natural color other than gray or silver.[20] The usual gray color of metals depends on their "electron sea" that is capable of absorbing and re-emitting photons over a wide range of frequencies. Copper has its characteristic color because of its unique band structure. By Madelung's rule the 4s subshell should be filled before electrons are placed in the 3d subshell but copper is an exception to the rule with only one electron in the 4s subshell instead of two. The energy of a photon of blue or violet light is sufficient for a d band electron to absorb it and transition to the half-full s band. Thus the light reflected by copper is missing some blue/violet components and appears red. This phenomenon is shared with gold which has a corresponding 5s/4d structure.[21] In its liquefied state, a pure copper surface without ambient light appears somewhat greenish, a characteristic shared with gold. When liquid copper is in bright ambient light, it retains some of its pinkish luster. When copper is burnt in oxygen it gives off a black oxide.

Why golden rust colored gold?

Gold
From Wikipedia, the free encyclopedia
Gold (pronounced) is a
chemical element with the symbol Au (Latin: aurum) and an atomic number of 79. It has been a highly sought-after precious metal for coinage, jewelry, and other arts since the beginning of recorded history. The metal occurs as nuggets or grains in rocks, in veins and in alluvial deposits. Gold is dense, soft, shiny and the most malleable and ductile pure metal known. Pure gold has a bright yellow color and luster traditionally considered attractive, which it maintains without oxidizing in air or water. It is one of the coinage metals and formed the basis for the gold standard used before the collapse of the Bretton Woods system in 1971.
At the end of 2006, it was estimated that all the gold ever mined totaled 158,000 tonnes.
[1] This can be represented by a cube with an edge length of just 20.2 meters. Modern industrial uses include dentistry and electronics, where gold has traditionally found use because of its good resistance to oxidative corrosion and excellent quality as a conductor of electricity.
Chemically, gold is a
transition metal and can form trivalent and univalent cations upon solvation. Compared with other metals, pure gold is more chemically unreactive, but it is attacked by aqua regia (a mixture of acids), forming chloroauric acid, and by alkaline solutions of cyanide but not by single acids such as hydrochloric, nitric or sulfuric acids. Gold dissolves in mercury, forming amalgam alloys, but does not react with it. Since gold is insoluble in nitric acid which will dissolve silver and base metals, this is exploited as the basis of the gold refining technique known as "inquartation and parting". Nitric acid has long been used to confirm the presence of gold in items, and this is the origin of the colloquial term "acid test", referring to a gold standard test for genuine value.

Color of gold
Different colors of Ag-Au-Cu alloys
The color of pure gold is metallic yellow. Gold, caesium and copper are the only metallic elements with a natural color other than gray or white. The usual gray color of metals depends on their "electron sea" that is capable of absorbing and re-emitting photons over a wide range of frequencies. Gold reacts differently, depending on subtle relativistic effects that affect the orbitals around gold atoms.
Common
colored gold alloys such as rose gold can be created by the addition of various amounts of copper and silver, as indicated in the triangular diagram on the right. Alloys containing palladium or nickel are also important in commercial jewelry as these produce white gold alloys. Less commonly, addition of manganese, aluminium, iron, indium and other elements can produce more unusual colors of gold for various applications.